|
 |
CEMBURU
|
 |
Wednesday, May 25, 2005
[1:13 PM] |
Cemburu ??? Ngomong2 masalah cemburu , adalah hal wajar jika pasangan suami istri cemburu pada pasangannya , asalkan tidak secara berlebihan dan keluar dari hal2 syar'i.
Ada beberapa hal yg perlu kita ketahui tentang rasa cemburu. Cemburu bukan hanya milik pasutri atopun manusia saja, Allah pun mempunyai rasa cemburu, seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam : "Sesungguhnya Allah itu memiliki sifat cemburu dan orang-orang mukmin juga memilikinya. Adapun rasa cemburu Allah ialah ketika melihat ( mendapati ) seorang hamba yang mengaku dirinya beriman melakukan sesuatu yang diharamkan oleh-Nya." ( HR. Bukhari dan Nasa'i )
Beliau Rasulullah SAW. Bersabda : " Al Mukminu yughooru wallahu asaddu ghoiroh " Orang-orang mukmin itu pencemburu dan Allah lebih pencemburu" ( HR. Muslim )
Cemburu sendiri dalam islam bukan sesuatu yag dilarang, seperti pernah diriwayatkan oleh Sa'ad berkata : "Seandainya aku melihat seorang laki-laki bersama istriku, niscaya aku pukul ia dengan pedang pada bagian yang tdak tumpul ( untuk membunuhnya ). Maka Rasulullah berkata" Apakah kalian takjub akan kecemburuan Sa'ad, sungguh aku lebih cemburu daripada ia dan Allah jauh lebih cemburu daripada aku." ( HR. Bukhari-Muslim )
Ummul mukminin, Aisyah r.a adalah salah satu istri Rasulullah yg pencemburu. Pernah Rasulullah SAW. terjaga pada suatu malam dan keluar menuju sebuah pemakaman yang terletak di dekat tempat tinggal beliau ( Madinah ) untuk memberikan salam kepada ahli kubur. Ketika pagi tiba, beliau menemui istrinya - Aisyah - yang pada waktu itu tengah mengeluh karena sakit kepala. Lalu beliau menggoda Aisyah dengan mengajukan sebuah pertanyaan, "Wahai istriku, apabila engkau meninggal dunia lebih dahulu daripada aku, maka aku akan mengurus janazahmu dengan memakaikan kain kafan, menshalati dan menguburkanmu". Dengan nada sedikit melengking Aisyah menjawab, " Agar selain diriku - yakni istri-istri beliau yang lain - dapat merasakan kebahagiaan, sementara Allah mencambuk aku karena mempunyai perasaan seperti itu. Jika engkau mengatakan hal itu lagi, maka aku akan pulang ke rumah orang tuaku, agar engkau bisa leluasa menjalin kasih sayang dengan istri-istrimu yang lain". Mendengar jawaban dari istrinya itu, beliau tersenyum dan terpancarlah kasih sayang yang lembut di wajah beliau ( HR. Al Hakim ).
Pernah juga Rasulullah SAW. bertanya kepada Aisyah, " Apakah engkau pernah merasa cemburu ? " Aisyah menjawab, " Bagaimana mungkin orang seperti diriku ini tidak merasa cemburu jika memiliki seorang suami seperti dirimu". ( HR. Ahmad di dalam Musnad-nya dan Imam Muslim ).
Ketika Rasulullah SAW. sampai di Madinah bersam Shafiyah ( yang beliau nikahi di dalam perjalanan menuju madinah ) Aisyh berkata,"Aku menyamar dan keluar untuk melihatnya. Akan tetapi Rasulullah mengetahui apa yang sedang aku lakukan dan beliau berjalan ke arahku. Maka akupun bergegas meninggalkan beliau. Namun, beliau mempercepat langkahnya hingga menyusul aku. Kemudian beliau bertanya, bagaimana pendapatmu tentang dirinya ? " Aku menjawab dengan nada sinis, Ia adalah wanita Yahudi, dan putri seorang Yahudi. ( HR. Ibnu Majah dan Al hafidz Ad-damsyiqi di dalam kitab Al Murafa'at, sebagimana diriwayatkan pula oleh Ath-Thabrani di dalam kitab Manaqib Ummahaat Al Mukminin )
Dari Aisyah RA. Ia berkata, "Pernah suatu malam Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ada bersamaku, dan beliau pada saat itu mengira aku telah tertidur. Maka, beliau keluar dan akupun mengikuti jejak langkah beliau. Sungguh aku ( Aisyah ) mengira, bahwa beliau pergi untuk menemuai istrinya yang lain, hingga beliau sampai pada sutu tempat pemakaman. Lalu beliau berbelok dan akupun mengikutinya. Beliau mempercepat langkahnya dan akupun mempercepat langkahku. Kemudian beliau bergegas kembali menuju rumah dan akupun berlari agar dapat mendahuluinya menuju rumah. Setelah beliau memasuki rumah, maka beliau pun bertanya mengapa nafasku terengah-engah seperti orang yang menderita asma sedang mendaki suatu bukit. Akupun menceritakan kejadian yang sesungguhnya kepada beliau, bahwa tadi aku mengikuti kemana beliau pergi. Beliaupun bertanya, "Apakah engkau mengira bahwa Allah dan Rasul-Nya akan menganiaya engkau ? "( Hadits ini ditulis secara ringkas, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ).
Cemburu merupakan dasar perjuangan Amar ma'ruf nahi munkar. Untuk itu apabila tidak ada kecemburuan dalam hati seorang mukmin, maka sudah dapat dipastikan tidak ada dorongan untuk berjuang dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar pada dirinya. Oleh karena itu, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan sebagian dari tanda kecintaan-Nya untuk berjuang, sebagaimana firman-Nya ( QS. Al Maidah : 54 ) :
" Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kalian murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. Yang bersikap lembut terhadap orang-orang kafir; yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut krpada celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha Mengetahui." ( QS. Al Maidah : 54 )
Rasulullah SAW. Pernah bersabda : "Sesungguhnya kecemburuan itu ada yang disukai Allah dan ada yang dibendi oleh-Nya. Adapun kecemburuan yang disukai adalah kecemburuan pada hal-hal yang pasti, sedangkan yang dibenci oleh-Nya adalah kecemburuan pada hal-hal yang tidak pasti". ( HR Ahmad dalam Musnad-nya, An-Nasai dan Ibnu Hibban )
Link
|
posted by ummusahl ||
|
 | |
|