|
 |
Sekelumit Cerita Waktu Mudik
|
 |
Tuesday, August 09, 2005
[10:17 AM] |
Kemaren waktu pulang kampung di Jawa, terjadi musibah. Cerita bermula dari acara walimah. Minggu malam selesai acara, saudara2 pun berpamitan pulang. Saudara sepupu yang rumahnya jauh sekitar 10 km tidak bisa naik angkot karena kalo malam angkot sudah tidak ada. Akhirnya bapak berinisiatif mengantarkannya. Akupun ikut serta tak lupa juga mengajak suami, sekalian jalan jalan.
Sepanjang perjalanan aku ngobrol2 dengan sepupu yang sudah lama tak bertemu, di kursi bagian tengah. Sementara anak2nya di belakang. Dan di depan bapak ngobrol ama suamiku. Baru perjalanan sekitar 10 menit, ada yg aneh dengan mobil yg kita kendarai. Mobil memang menepi, tapi lajunya bukan nya pelan tapi malah kencang. Kita2 yang dibelakang terguncang2, karena jalanan yg tidak rata.Mobil terus melaju, tak terasa perasaan akan tabrakan sudah terekam, tanpa terasa tanganku reflek melindungi kepala. Mobil melaju kencang menabrak plang sebuah rumah makan, kemudian menyerempet pohon2 pinggir jalan dan terakhir mobil melesak masuk ke sebuah tanah kosong setelah menabrak dan menghancurkan pagar tembok setinggi sekitar 0,75 m. Aku terlempar dari tempat duduk. Dan setelah mobil berhenti, kuperhatikan ga ada yg cedera. Kemudian kulihat sepupuku di sebelahku , dia juga baik2 saja. Sementara di belakang ponakan2ku mulai menangis, mungkin pada kaget. Karena takut ada apa2, kita segera keluar. Tp keponakanku mungikin karena syok, tidak keluar juga. Suami yg pintu sebelahnya ga bisa dibuka, lewat kursi tengah. Alhamdulillah dia juga tidak apa2. Kemudian dia berusaha mengeluarkan ponakan2ku yg di kursi belakang, yang terus menangis. Setelah berhasil keluar baru ketahuan ponakanku yg smp mukanya kepentok kursi di depannya alias kursi yg kududuki. Sementara adiknya , sepertinya tangannya keseleo.
Sementara itu aku khawatir bapak masih di dalam. Waktu kutanyain apa baik2 saja, beliau bilang baik2 saja. Tapi beliau tak kunjung keluar, aku dan suamiku sudah takut dan khawatir, apabila bapak patah tulang dan itu tidak dirasa, maka tidak tahu kl dia sendiri patah tulang. Akhirnya karena bapak tak kunjung keluar, meski bilang tak apa2, suamiku mencoba pintu sebelah kiri. Pintunya susah di buka. Akhirnya setelah dicoba dna dipaksa beberapa kali, akhirnya pintunya terbuka, dan bapak dikeluarkan dari sana. Alhamdulillah bapak baik2 saja, tidak mengalami apa yang kami khawatirkan. Kemudian aku telpon ke rumah , mengabarkan yang terjadi dan minta kakakku menengok ke lokasi kejadian. Sementara suami mengabarkan ke keluarga yg masih menunggu kami di Ponorogo.
Tak lama setelah mobil melesak ke tanah kosong, banyak orang berdatangan, termasuk polisi, yang kantornya ga jauh dari lokasi kejadian. Kejadian ini terjadi karena pada saat itu bapak ngantuk. Padahal sebelumnya diajak ngobrol suami, setelah itu terdiam bentar, eh tidak taunya terjadi musibah itu. Alhamdulillah tidak ada yg terluka parah. tak lama setelah itu dari bawah mobil , timbul percik2 api, kita2 dah pasrah apabila mobil meledak. Tapi sama2 orang2 sekitar segera dipadamkan dengan pasir. Setelah padam, tak lama kemudian ganti bagian tengah mobil timbul percik2 api yg lebih besar, tp bisa dipadamkam kembali dengan pasir. Kemudian sama polisi kabell accu di lepas, untuk menghindari kebakaran/mobil meledak. Kaca mobil bagian depan yg terlempar ke tengah jalan, tidak pecah kacanya dan diambil oleh orang2 yg berkerumun dna dimasukkan ke belakang mobil. Sementara bagian depan mobil sudah ringsek berat, sementara ban mobil 2 pecah secara bersilangan. Keadaan mobil sudah benar2 parah.
Setelah ditanya ini itu oleh polisi dan karena tidak ada korban, kami akhirnya diantar pulang ke rumah. Alhamdulillah.
Seharusnya jadwal kami hari selasa ke ponorogo untuk menyusul bapak ibu mertua dan kakak ipar, untuk kembali ke Jakarta bersama2. Namun hari selasa itu nenekku yg sudah sakit agak lama, baru masuk rumah sakit. Karena itu aku menjenguk bersama suami. Badannya kurus kering dna tinggal tulang2 yg terlihat. Padahal waktu aqad nikahku dulu, nenek sudah agak baikan dan gemukan dan bisa kesana kemari, meski tidak boleh jalan jauh. Keaadaannya berbeda 180 derajat kini. Bahkan waktu aku bilang yg menjenguk, entahlah antara sadar dan tidak, sepertinya beliau tidak menyadari kehadiranku , karena mata beliau terpejam, tergolek lemah, kurus dan susah untuk berkata kata.Ya Allah berilah kesabaran dan kesembuhan pada beliau. Pada saat itu kita mengabarkan ke Ponorogo bahwa kita menunda keberangkatan esok, hari rabu.
Begitu sampai ke Ponorogo, kita ber2 ditanyai macam2. Apalagi saat menelpon kemaren kita berada di rumah sakit, Mereka khawatir kalo2 kita berdua ada cedera/sakit waktu tabrakan kemaren dan tidak mengabarkan ke keluarga di Ponorogo sehingga mundur jadwalnya. Namun setelah tahu kita ber2 baik2 saja, mereka akhirnya lega.
Dalam sebuah guyonan keluarga ditanya begini : "Jimatnya apa sih, tabrakan hebat gitu, ga ada yang terluka ? " "Tuh di perut adeq" jawab suamiku ^_^
Ya Rahman ..Ya Rahim Tiada yg dapat kami panjatkan Selain Syukur kepadaMu Atas nikmat dan anugrah Yang telah Kau limpahkan kepada kami
Link
|
posted by ummusahl ||
[0] comments
|
 | |
|