|
 |
NOSTALGIA : Seorang Wanita Bernama Nenek
|
 |
Wednesday, March 09, 2005
[12:11 PM] |
Wanita itu berumur 70-an tahun, mungkin lebih mudah menyebutnya nenek. di usia yang terbilang senja itu, dia masih memiliki tubuh yang sehat dan kuat meskipun keriput telah memunculkan dirinya di sana sini. Mata tua rabunnya tak menghalangi gerak aktifitasnya.
Setiap pagi selesai sholat subuh , dia jalan jalan pagi ditemani tongkat kayu bututnya, berjalan jalan di sekitar rumahnya. Kadang kadang ditemani cucu kecil perempuannya dari anak bungsunya, yang setia mendengarkan kisah kisah masa lalunya ataupun dongeng dongeng yang lain. Nenek itu memang gemar bercerita. Senyumnya pun tak lepas dari mulut tua keriputnya.
Suatu hari ketika sedang berwudhu di kamar mandi, beliau terpeleset. Peristiwa sederhana itulah yang akhirnya merubah hidup beliau. Sejak kejadian itu , kakinya entah lumpuh entah apa namanya sehingga beliau tidak bisa berdiri lagi. Sedangkan matanya menjadi buta dan tidak bisa melihat apa apa. Sementara anak anaknya bukan termasuk golongan berada, bahkan bisa dibilang golongan pas pasan, sehingga tidak bisa sekedar memeriksakan sang nenek ke dokter.
Namun dengan keadaannya yang seperti itu tak mengubah kebiasannya beribadah. Setiap mau berwudhu, dia turun dengan bertumpu pada kedua tangannya untuk turun dari ranjang. Kemudian dengan merangkak dan tangan berpegangan pada tembok dia menyisir hingga sampai ke kamar mandi. Begitu juga yang dilakukan untuk kembali ke ranjangnya lagi dan menunaikan sholat fardhu dan sholat sunah. Beliau tidak ingin terlalu merepotkan anak anaknya yang kebanyakan bekerja dui luar rumah.
Kalo malam menjelang, selesai sholat isya dia melantunkan ayat suci yang dihafalnya. Setelah itu , cucu perempuannya yang selalu menemaninya di tempat tidur memintanya untuk sekedar mendongeng dongengan dongengan lama yang mungkin kerap kali di ceritakan. Namun anak tersebut tak bosan bosannya, karena gaya cerita si nenek memang asik dan tidak membuat bosan. Kadang juga cerita masa muda si nenek, tentang kakek yang sudah almarhum, tentang kehebatan kakek semasa penjajahan belanda dulu,tentang kakek yg pembuat sepeda satu satunya kala itu, tentang masa masa sulit ketika penjajahan dulu dan banyak cerita yg terus mengalir hingga si cucu tertidur. Sementara si nenek terus melantunkan dzikir sampai beliau sendiri tertidur.
Sekitar pukul 3 dini hari, beliau bangun lagi untuk menunaikan qiyamul lail. Tentunya dengan jalan merangkak lagi. Begitulah aktifitas sehri harinya, kelumpuhan dan kebutaannya tidak menghalanginya untuk terus beribadah pada Allah 'azza wa jalla.
Pada suatu malam di tahun 1992, dia pingsan cukup lama. Sang cucu yang tidak mengetahui apapun kaget ketika di sekelilingnya sudah banyak orang duduk termasuk kedua orang tuanya, bibi bibinya yang mengelilingi tempat tidur dia dan neneknya. Bibinya terus menerus berkata agar si nenek bangun dan membuka mata. Sementara ayahnya dan bibi yang lainnya membacakan surah yasin di dekat telinga beliau. Sementara gadis kecil itu hanya diam karena dia tidak tahu apa yg harus diperbuatnya, hanya memandang pada neneknya agar membuka matanya.
Satu jam berlalu belum ada tanda tanda mata nenek akan membuka. Sementara anak anak perempuannya terus memanggil namanya dan berharap nenek akan membuka matanya. sekitar 2 jam lebih tiba tiba tiba nenek berkata 'Sudah jangan rame. Aku tidak apa apa kok " kata beliau lirih. Semua yang hadir dapat berlega hatinya, setelah bersujud syukur semua kembali ke tempat tidur masing masing setelah melalui malam panjang yang melelahkan.
Keesokan paginya ,seperti biasa, si nenek meminta cucu perempuannya membelikan jenang putih (semacam bubur dari tepung beras yang diberi kuah gula merah cair dan santan cair) seperti biasa. Tapi tidak seperti biasanya, ibunya menyusulnya di tempat penjual bubur dan meminta agar kalo bisa disegerakan. Setelah selesai mereka langsung pulang.
Si gadis kecil kemudian berangkat jalan kaki menuju SD yang terletak sekitar 1 km dari rumahnya. Pada jam pertama sekitar pukul 07.30 , kakak perempuannya tiba tiba nongol di depan kelasnya dan meminta berbicara sebentar pada guru yang sedang mengajar. Setelah itu gurupun mempersilakan gadis kecil tersebut unutk membereskan alat alat sekolahnya dan pulang bersama kakaknya. Sepanjang perjalanan gadis kecil terus bertanya pada kakaknya ada apa gerangan tiba tiba, tapi kakaknya tidak mau menjawab, dia hanya diam. Sementara hati gadis kecil tersebut terus menduga duga ada apa sebenarnya.
Begitu sampai di depan rumah , betullah dugaannya sepanjang perjalanan ke rumah tadi, orang orang sudah banyak berkumpul di rumahnya dan bendera hijau tanda duka cita telah berkibar di tiang depan rumah, neneknya sudah dipanggil oleh pemilikNya. Gadis kecil termangu , tapi dia tidak menangis , hanya diam di kamarnya. Pagi hari itu adalah pagi hari terakhir dia bersama neneknya. Bubur yang dia belikan tadi pagi adalah bubur terakhir yg dapat dia belikan buat neneknya. Hari itu sang nenek ber pulang ke rahmatullah di usia kurang lebih 82 tahun, menyusul sang suami yang sudah mendahuluinya.
* Semoga kami bisa mengikuti jejak langkahmu. Teriring doa buat nenek : 'Ya Allah kasihanilah beliau,terimalah semua amal perbuatan beliau, dan terimalah beliau di sisiMu. Amiin'
Link
|
posted by ummusahl ||
[0] comments
|
 |
 |
HARI GINI MANDEG NULIS?
|
 |
Tuesday, March 08, 2005
[8:37 AM] |
 Buat yang merasa punya banyak bahkan puluhan gudang ide, akan tetapi mandeg menuliskannya. Nah, ini ada workshop sekaligus talkshow yang akan membuka kemadegan itu menjadi sebuah kemampuan menulis. Yup, HARI GINI MANDEG NULIS? adalah kegiatan yang tepat untuk Anda! Anda bersama fasilitator yang sudah mahir dibidangnya akan sama-sama melakukan pelatihan menulis saat itu juga. Tidak haya itu, kegiatan ini akan mengupas tuntas soal penerbitan. Mulai dari bagaimana cara mengajukan naskah, soal surat perjanjian, hakcipta, sampai soal menerbitkan oleh penerbit. Dans atu lagi... ngebongkar dapurnya penerbit! Kapan sih? Hari minggu tanggal 10 April 2004 mulai pukul 09.45 sampai 17.10 wib di Lantai III Gramedia Matraman. Pokoknya nggak akan diceramahin deh, kita akan langsung latihan, latihan, latihan, dan sharing pengalaman. Ya, dari yang fiksi dan nonfiksi juga hadir dibahas di sini. Fasilitatornya? Hmm... catet ya... mulai dari Helvy Tiana Rosa (Anggota Dewan Kesenian Jakarta), Pipiet Senja (Penulis), Perwakilan Penerbit, Bayu Gawtama (Eramuslim), Jonru (Penulislepas) dan masih banyak lagi. Mau daftar? Daftar aja begitu loh, hanya Rp.35.000 alias tiga puluh lima rebu, kok! Caranya dengan mentransfer uang melalui NO Rek BCA : 6380083785 Cabang Graha Kirana Sunter atas nama Nur Sa'adah Konfirmasi peserta bisa menghubungi RAHMAN (08561314660), HANUM (70044928), NUR (08567874130), OLIEDS (08156129308), YENTRI (081314184111). Atau menghubungi email panitia ke imb_penulisan@penulislepas.comPeserta sangat dibatasi! So, buruan...........! Kegiata ini diselenggarakan oleh INDONESIAN MUSLIM BLOGGER dengan bermitra bersama   Mau daftar? Mau ikutan pelatihan? So, kirim aja email konfirmasi peserta melalui PANITIA PELAKSANA Informasi selanjutnya klik saja ke http://menulis.blogdrive.com
Link
|
posted by ummusahl ||
[0] comments
|
 |
 |
HADIAH
|
 |
Thursday, March 03, 2005
[9:46 AM] |
Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang pemurah itu dekat kepada Allah, dekat kepada manusia, dekat kepada surga, dan jauh dari api neraka. Sedang orang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat kepada api neraka".
Adalah sebuah realitas bila setiap manusia membutuhkan perhatian dari sesamanya. Seseorang akan merasa senang apabila saudaranya memberikan perhatian, pujian, maupun perlakuan yang baik kepadanya. Sebaliknya, setiap orang tidak senang dikucilkan dan dihinakan saudaranya. Karena itu, Rasulullah SAW menganjurkan agar kita selalu berbuat baik pada sesama, sekalipun pada seorang kafir. Ada sebuah kisah dari Asma binti Abu Bakar. Ia berkata, "Pada masa hidup Rasulullah ibuku datang menemuiku dan ia adalah seorang perempuan musyrik.
Aku minta fatwa dari Rasul. Aku berkata, "Ibuku menemuiku dan ia ingin aku memberikan hadiah untuknya, apakah aku harus bersikap baik kepadanya?" Rasul bersabda, "Ya, bersikap baiklah kepada ibumu". Seperti halnya keburukan, sebuah kebaikan berpotensi melahirkan kebaikan-kebaikan lainnya. Betapa banyak orang yang terbuka hatinya karena sebuah kebaikan yang sepele dalam pendangan manusia. Salah satunya kebaikan tersebut adalah memberi hadiah pada orang di sekitar kita.
Pada dasarnya, hadiah, sedekah, maupun suap bermakna sama yaitu memberikan sesuatu kepada orang lain. Hal yang membedakan ketiganya adalah niat. Jika pemberian itu dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka itu adalah sedekah. Jika diberikan untuk memuluskan dan meluluskan suatu tujuan dengan cara yang tidak fair, maka disebut suap (roswah). Jika pemberian tersebut dimaksudkan sebagai penghargaan, tanda kasih sayang, dan persahabatan, maka itu disebut hadiah. Hadiah dan sedekah sangat dianjurkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Sedangkan suap sangat dilarang agama dan hukumnya haram.
Keutamaan Memberi HadiahSaling memberi hadiah sangat efektif untuk mempererat tali persaudaraan dan menumbuhkan kasih sayang di antara sesama. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, "Wahai kaum Muslimat! Jangan memandang rendah hadiah yang diberikan tetanggamu, meskipun sekadar telapak kaki kambing" (HR Bukhari).
Apa alasannya? Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa hadiah yang diberikan secara ikhlas akan mampu melembutkan hati, dan mempersatukan hati-hati yang terpisah. Beliau bersabda kembali, "Bersalam-salamlah kamu niscaya ia akan menghilangkan perasaan iri hati, dan saling memberilah di antara kamu, niscaya kamu akan saling mencintai antara sesama kamu dan ia akan menghilangkan permusuhan." (HR Malik).
Sebagai sebentuk ungkapan kasih sayang, hadiah bisa bermotif banyak. Ada yang memberi hadiah karena mengharap balasan yang lebih dari si penerima. Ada pula yang memberi karena mengharap ridha Allah semata. Inilah yang paling tinggi nilainya. Dalam sebuah hadis disebutkan, "Ada empat puluh kebaikan. Yang terbaik dari itu semua adalah manihah (hadiah) domba betina. Setiap orang yang berbuat baik dengan mengharap pahala Allah dengan keyakinan ia akan memperolehnya, Allah akan memasukkannya ke dalam surga." (HR Bukhari).
Karena itu, hadiah pun memiliki tingkatan dan derajat yang berbeda-beda. Memberi hadiah tanpa mengharap balasan jasa, jauh lebih utama dari memberi hadiah dengan mengharapkan balasan jasa. "Orang yang mengeluarkan hartanya karena diminta, tidak termasuk orang yang bermurah hati. Yang disebut bermurah hati ialah yang menunaikan hak-hak Allah atas kemauan niat sendiri, tanpa tekanan atau harapan untuk ucapan terimakasih," demikian Ali bin Husain mengungkapkan.
Begitu pun memberi hadiah kepada keluarga dekat, nilai lebih utama daripada memberi hadiah kepada orang yang tidak memiliki tali kekerabatan. Betapa tidak, mereka memiliki hak kekerabatan di samping hak Muslim atas sesama Muslim. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan An-Nasai, Turmudzi, dan Hakim, Rasulullah SAW bersabda bahwa memberi sedekah kepada orang miskin bernilai satu, sedangkan sedekah kepada sanak keluarga memiliki dua keutamaan, yaitu sebagai sebuah sedekah dan sebagai penguat hubungan kekerabatan. Keutamaan ini semakin bertambah bila di antara sanak saudara tersebut terdapat rasa permusuhan. Rasul bersabda, "Sedekah yang paling utama ialah kepada kerabat yang memendam permusuhan." (HR Muslim). Dalam cakupan makna yang serupa, Rasul pun menegaskan keutamaan orang yang menyambung tali persaudaraan lewat hadiah. Sahabat 'Uqbah bin Amir mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW pernah berkata kepada dirinya, "Wahai 'Uqbah, maukah engkau kuberitahukan tentang akhlak penghuni dunia dan akhirat yang paling utama? Yaitu menghubungi orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang pernah menahan pemberiannya padamu, dan memaafkan orang-orang yang pernah menganiayamu." (HR Hakim).
Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa hadiah memiliki beberapa fungsi. Pertama, sebagai alat untuk mempererat persaudaraan antara dua pihak yang telah bersaudara. Kedua, hadiah bisa mencairkan ketegangan antara dua pihak yang sedang bermusuhan. Dan ketiga, hadiah bisa menyambungkan kembali hubungan yang telah lama terputus.
Bahagia memberi hadiah Sifat pemurah adalah sifat yang dimiliki Allah SWT. "Akulah Ar-Rahman dan Ar-Rahiim. Aku petikkan baginya dari nama-Ku...," demikian sabda Allah dalam hadis qudsi. Pancaran sifat ini "diserap" pula oleh para nabi bahkan menjadi akhlak utama mereka. Dan Rasulullah SAW adalah manusia paling pemurah, paling besar rasa kemanusiaannya, dan paling ikhlas dalam memberi. Alangkah bahagianya kalau kita mampu meniru Beliau.
Karena itu, kita harus mulai membiasakan diri menyisihkan sebagian rezeki kita untuk orang lain. Entah itu orangtua, saudara, teman, tetangga, ataupun guru. Buatlah target dan perencanaan tentang siapa orang yang akan kita kunjungi untuk bersilaturahmi dan memberikan hadiah kepadanya. Jangan hanya kepada orang yang kita sukai, atau yang sering berbuat kebaikan kepada kita.
Sekali-kali, kunjungilah orang yang benci dan menjauhi kita, berilah hadiah yang berarti baginya. Hadiah yang kita berikan tidak harus selalu barang mahal, tapi bisa pula yang sederhana tapi bermanfaat. Yang paling utama adalah suasana batin dan keikhlasan kita dalam melakukannya. Itulah yang akan berbekas.
Tidak akan pernah rugi kita melakukan semua ini. Bila kita belum mampu beribadah dengan baik, jarang tahajud, atau puasa sunnat, maka alangkah baiknya bila kita selalu berbuat baik pada sesama. Allah pasti akan menolong kita. "Akulah Ar-Rahman dan Ar-Rahiim. Aku petikkan baginya dari nama-Ku. Barangsiapa yang menghubungkan, niscara Aku menghubunginya; dan barangsiapa memutuskannya, niscaya Aku memutuskan hubungan dengannya".
Rasulullah SAW pun dengan indahnya berpesan kepada kita, "Orang yang pemurah itu dekat kepada Allah SWT, dekat kepada manusia, dekat kepada surga, dan jauh dari api neraka. Sedang orang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga, dan dekat kepada api neraka". Wallahu a'lam bish-shawab.
*sumber : republika
Link
|
posted by ummusahl ||
[0] comments
|
 |
 |
AKU MENCINTAIMU KARENA ALLAH
|
 |
[9:41 AM] |
Entah kenapa semalam aku kangen banget ama teman2 yang udah lama ga ketemu. Iseng iseng aku sms ke mereka. Lalu berbagai balasan muncul terutama dari teman yang memang masih awam, beberapa diantaranya 'Itu artinya apa mbak?' begitu kujawab 'ana uhibuki fillah artinya aku mencintaimu karena Allah', lalu dibalas lagi 'He..he.. seru juga . Yang lain dunk mbak '(* aku senyum senyum aja bacanya, sampe ga sadar jd pusat perhatian penumpang lain di angkot, duh malunya)
Ada juga yang setelah menanyakan artinya tidak percaya 'Itu bener buat aku mbak? kirain salah kirim yang seharusnya buat cowok' (*gubrags, duh mengungkapkan cinta aja dikirain salah kirim ). Tapi aku jadi senyum senyum sendiri membaca balasan teman2. Ada juga yang bilang 'Mbak Nur ini puitis banget' (* masa dikira itu puisi :( ). Waktu aku jelasin, itulah yang aku rasakan di hatiku paling dalam.Mereka malah senyum senyum. Ya sudahlah, yang penting aku sudah mengungkapkan perasaanku, semoga mereka mengerti.
Hmm, memang jarang sekali aku mengatakan seperti itu, paling biasanya mengatakan 'I love You sis' sambil becanda (* padahal serius tuh, tapi kl pasang muka serius, pasti ditanyain ada apaan serius banget gitu hi..hi ) atau yang biasa kulakukan adalah memanggil semua teman wanta dengan panggilan sayang 'Say', karena dengan panggilan itu merasa persahabatan kita semakin akrab.
Ada yang bilang cinta tidak perlu diungkapkan, cukup dengan melihat perbuatan. Tapi ada juga yang bilang cinta perlu diungkapkan karena akan semakin menguatkan ikatan cinta dan ukhuwah yang selama ini terbina. Wallahu'alam .
for all : Semoga engkau mengerti bahwa aku benar benar mencintaimu karena Allah, insyaallah. *cmiiw : Correct Me If Iam Wrong
Link
|
posted by ummusahl ||
[0] comments
|
 | |
|